Semarang sebagai Titik Awal Bhikkhu Thudong Internasional 2024
- Perjalanan Bhikkhu Thudong Internasional 2024 dimulai dari Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti di Bukit Kassapa, Semarang, bukan dari Jakarta seperti tahun sebelumnya.
- Event ini merupakan kebanggaan dan kehormatan bagi warga Kota Semarang sebagai tuan rumah ajang spiritual internasional.
- Dari Semarang, perjalanan dilanjutkan ke Candi Borobudur, dan berakhir di Candi Muaro Jambi.
- Penunjukan Semarang mempertimbangkan nilai sejarah dan spiritual Vihara Sima sebagai tempat pertama upasampada bhikkhu di Indonesia pasca Majapahit.
Nilai Sejarah Vihara Sima dan Peran Tokoh Penting
- Vihara Sima memiliki nilai sejarah tinggi, tempat pertama berdirinya Sima (wilayah sakral upasampada) tahun 1959.
- Bhikkhu Narada Mahathera dari Sri Lanka pernah menyebut nilai spiritual Vihara Sima setara Candi Borobudur.
- Peran penting Bhikkhu Ashin Jinarakkhita sebagai pelopor kebangkitan Buddha Dharma modern di Indonesia.
- Jenderal Gatot Subroto berjasa mendukung pendirian vihara ini, menjadikannya bagian penting sejarah Buddhisme nasional.
Bhikkhu Thudong, Dukungan Komunitas dan Partisipasi Masyarakat
- Perjalanan Thudong 2024 melibatkan 40 Bhikkhu Thudong (30 dari Thailand, 10 dari Indonesia) serta puluhan anggota Sangha dan tokoh lintas agama.
- Dukungan aktif masyarakat Semarang, baik melalui partisipasi langsung maupun gotong royong, menjadi penopang utama acara.
- Terlibatnya organisasi masyarakat, relawan, aparat keamanan, dan lintas agama menandai kekompakan dan semangat keberagaman kota.
- Cucu Jenderal Gatot Subroto juga hadir sebagai simbol kesinambungan sejarah.
Jalur Sakral, Tradisi Lokal, dan Pesta Rakyat Semarang
Acara puncak: Pelepasan Bhikkhu Thudong dilaksanakan pada Kamis pagi, 16 Mei 2024 di Bukit Kassapa, Pudakpayung, Semarang.
Bhikkhu Thudong akan melewati jalur sakral Bukit Kassapa dan Hutan Pakintelan hingga menyeberangi Sungai Kaligarang.
Relawan dari berbagai unsur membantu persiapan jembatan dan infrastruktur untuk keamanan dan kenyamanan.
Kegiatan ini dimeriahkan dengan Pesta Rakyat Kota Semarang: seni budaya lintas agama seperti kuda lumping, barongsai, bale ganjur, paduan suara gereja, rebana, drum band SD, dll.
